Roti bukan sekadar makanan yang mudah didapat, tapi juga punya segudang gizi bermanfaat. Peranan roti kelak, bisa tidak lagi sebatas menu untuk sarapan, tetapi juga untuk makan siang dan makan malam. Oleh karena itu, kandungan gizi roti perlu diperhatikan agar dapat memberikan sumbangan gizi yang berarti.
Nilai gizi roti
Secara umum roti dibedakan atas roti tawar dan roti manis. Roti tawar dapat dibedakan lagi atas roti putih (white bread) dan roti gandum (whole wheat bread). Sedangkan roti manis sendiri dibedakan atas dasar bahan pengisinya, seperti roti isi pisang, nenas, kelapa, daging sapi, daging ayam, sosis, coklat, keju, dan lain-lain.
Dibandingkan dengan 100 gram nasi putih atau mi basah, maka 100 gram roti memberikan energi, karbohidrat, protein, kalsium, fosfor dan besi yang lebih banyak. Sebagai menu sarapan atau bekal “sekolah” si kecil, biasanya roti disajikan bersama susu dan telur goreng atau dadar. Menu ini akan meningkatkan perolehan zat gizi, khususnya protein yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak balita.
Di dalam kelompok bakery , roti merupakan produk yang paling pertama dikenal dan paling populer hingga saat ini. Komposisi roti tawar umumnya terdiri dari: 57% tepung terigu; 36% air; 1,6% gula; 1,6% shortening (mentega atau margarin); 1% tepung susu; 1% garam dapur; 0,8% ragi roti (yeast); 0,8% malt dan 0,2% garam mineral. Gula, walaupun dalam jumlah sedikit perlu ditambahkan ke dalam adonan roti. Hal ini karena gula berperan sebagai bagi pertumbuhan ragi roti (Saccharomyces cereviseae) untuk dapat menghasilkan gas karbondioksida (CO 2) dalam jumlah yang cukup untuk mengembangkan adonan secara optimal.
Tabel. Komposisi Gizi Roti Dibanding Nasi dan Mi Basah per 100 gram Bahan
Zati Gizi Roti putih Roti cokelat Nasi Mi basah
Energi (kkal) 248 249 178 86
Protein (g) 8,0 7,9 2,1 0,6
Lemak (g) 1,2 1,5 0,1 3,3
Karbohidrat (g) 50,0 49,7 40,6 14,0
Kalsium (mg) 10 20 5 14
Fosfor (mg) 95 140 22 13
Besi (mg) 1,5 2,5 0,5 0,8
Vitamin A (SI) 0 0 0 0
Vitamin B1 (mg) 0,10 0,15 0,02 0
Vitamin C (mg) 0 0 0 0
Air (g) 40 40 57 80
Sumber: Direktorat Gizi, Depkes RI (1992)
Roti putih atau roti gandum?
Selain roti putih, kita juga mengenal roti gandum yang berwarna kecoklatan. Roti putih dibuat dari tepung terigu kuat, yaitu tepung yang mampu menyerap air dalam jumlah besar, dapat mencapai konsistensi adonan yang tepat, serta memiliki elastisitas yang baik untuk menghasilkan roti dengan remah yang halus, tekstur yang lembut, volume yang besar, dan mengandung 12-13% protein.
Kebanyakan konsumen lebih menyukai roti putih karena beberapa alasan, seperti:
- Secara psikologis, roti putih dianggap lebih bersih, murni, bebas cemaran dan lebih aman.
- Roti putih memiliki tekstur yang lebih lembut.
- Harganya lebih murah.
Meski begitu, bukan berarti roti putih tidak mengandung gizi. Roti putih merupakan sumber protein, vitamin dan mineral. Hanya saja, karena pengolahan gandum menjadi terigu membuang bagian dedak yang kaya akan mineral dan serat pangan (dietary fiber), maka nilai gizinya tidak sekaya roti gandum.
Jika dulu orang menganggap harga roti mahal, kini anggapan itu sudah berbalik. Sekarang makin banyak orang yang memanfaatkan roti sebagai sumber karbohidrat bukan nasi. Salah satu akibat konsumsi roti yang kian “merakyat” itu adalah penambahan (fortifikasi) berbagai zat gizi ke dalam roti. Serat, misalnya. Dedak dalam gandum yang dulu disingkirkan dalam roti putih karena dianggap sebagai pakan ternak, kini dijadikan sebagai bagian penting dari terigu yang perlu dipertahankan. Dengan begitu, sifat dan nilai gizi roti putih mendekati roti yang terbuat dari tepung gandum utuh (whole wheat bread), khusunya dalam meningkatkan kadar serat pangan dan mineralnya.
Selain serat, roti juga dapat difortifikasi dengan berbagai macam zat gizi. Beberapa zat gizi yang banyak ditambahkan ke dalam roti adalah vitamin, seperti thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2) dan niasin, serta sejumlah mineral berupa zat besi, iodium, kalsium, dan lain-lain. Belakangan ini, untuk meningkatkan mutu protein bagi tubuh, roti juga diperkaya dengan asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA), terutama kelompok omega-3 seperti EPA (asam eikosapentaenoat) dan DHA (asam dokosaheksaenoat). Roti isi tuna adalah salah satu contoh roti yang diperkaya omega-3.
Penelitian telah membuktikan betapa pentingnya penambahan PUFA ke dalam makanan formula untuk mendukung perkembangan bayi dan balita. PUFA dapat meningkatkan kemampuan anak untuk memusatkan perhatian, memecahkan masalah, dan penglihatan (visual). Dari nilai plus roti, apalagi yang difortifikasi berbagai zat gizi, jelas roti merupakan hidangan alternatif yang baik bagi menu keluarga. Jadi, kelebihan menghidangkan roti karena mudah didapat akan bertambah berkat nilai gizinya.
4 komentar:
halo emy..kunjungan balik nih :)
eh gak tau nya postingan teratas ttg roti
aq suka bgt roti pdhl tau itu jg buat badan tambah melar hehehe
makasih atas kunjungannya...hehhe
he eh... tapi roti jangan juga sepenuhnya disalahkan....
karena yang salah itu pola makannya yang kadang tak terkontrol.... apalagi dijadikan cemilan... dijamin, melar!!! heheh...
terimakasih atas artikelnya, artikelnya bagus dan sangat bermanfaat.
wow,, mantap bener artikelnya gan. thanks ya.. sangat bermanfaat..
Posting Komentar