Bertahun-tahun, bangsa ini melakukan peringatan hari-hari besar nasional: Sumpah Pemuda, Hari Kartini, Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Pahlawan. Namun, apa yang telah direfleksikan oleh bangsa ini terkait peringatan-peringatan itu? Di sudut-sudut perkampungan, sekolah-sekolah, intansi pemerintahan, Hari Pahlawan dan hari nasional lainnya menjadi momen untuk mengingatkan kita akan jasa-jasa para pahlawan yang telah mengukir keberhasilannya merebut tanah air dari segala bentuk intervensi asing dan penjajahan.Hari ini pula kita memperingati Hari Pahlawan sebagaimana peringatan-peringatan sebelumnya: pesan dan kesan yang disampaikan saat upacara dari waktu ke waktu semakin berubah.
Kalau dulu (sekitar sepuluh tahun lalu) mungkin berbeda pesan dan kesan yang diucapkan dibandingkan dengan saat ini. Saat ini, pesan Hari Pahlawan tidak saja bermuara pada pesan untuk tidak melakukan korupsi yang merusak sendi-sendi bangsa Indonesia, tetapi juga pesan agar masyarakat lebih melek terhadap sejarah bangsa ini (terutama perjuangan para pahlawan bagi kaum muda dan kaum tua tentunya).
Pesan itu, seiring dengan memudarnya pemahaman dan minimnya antusiasme generasi muda akan sejarah bangsa ini. Jangankan untuk mengenal dan mengetahui sejarah para pahlawan negeri ini,untuk sekedar membaca pun sudah kian malas. Arus globalisasi dan perubahan teknologi yang kian maju, berkembangnya teknologi informasi belum dimanfaatkan secara maksimal oleh para generasi muda untuk mengenal para pahlawan kita.
Budaya pop (chating dan facebookan yang kian santer ngetren-nya) menjadi dominan ketimbang mengetahui sejarah bangsa ini, terutama kepahlawanan para pejuang bangsa Indonesia.
Hari Pahlawan, sesungguhnya menjadi momen penting tidak saja bagi generasi muda, tetapi juga penting bagi keum tua. Kaum tua. Penulis memilik kata “kaum tua” karena kaum tua menjadi contoh untuk para generasi muda. Jika kita melihat fenomena konflik yang santer terekspose media massa akhir-akhir ini–dimana sebuah hukum diperjualbelikan, suap-menyuap menjadi hal yang sangat lazim, sesungguhnya itu menandakan inimnya pemaknaan akan segala bentuk Hari Besar Nasional” Hari Sumpah Pemuda, Hari Kartini, Hari Kebangkitan Nasional, serta Hari Pahlawan.
Jelas, para pahlawan bukan tidak memiliki tujuan melakukan pelbagai perlawanan terhadap para penjajah yang mencoba merebut bangsa ini dan mereka (para pahlawan) tentu tidak ingin secuil tanah subur ini jatuh ke genggaman para penjajah. Terlebih, peristiwa perlawanan para pahlawan ini setelah Indonesia merdeka, meraka tahu betul betapa sulit dan penuh pengorbanan mendapatkan sebuah kemerdekaan. Ya, kemerdakaan. Kemerdakaan yang diinginkan kita semuIndonesia dan seluruh rakyat Indonesia.
Mari, pada momen ini kita tetap menghargai jasa-jasa para pahlawan dengan melakukan yang terbaik bagi bangsa ini. Negeri ini membutuhkan figur para pejuang, bukan para pecundang yang akan memperosokkan Indonesia ke dalam jurang kehancuran. Pemberantasan korupsi dan segala bentuk tindakan merugikan negara harus diberangus dari negeri ini. Selamat Hari Pahlawan…
"selamat memperingati hari Pahlawan, semoga semangat juang para pahlawan mampu menjadi inspirasi dan motivasi untuk kita generasi penerus Bangsa"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar