Senin, 28 April 2008

Skripsi dan Pembimbing

Jika kamu sedang mengerjakan tugas akhir atau skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana S1, mungkin mengalami jantung berdegup kencang, keringat dingin, gugup, dan rasanya ingin cepat-cepat keluar dari ruangan dosen pembimbing.

Hal tersebut dapat terjadi ketika kita berhadapan dengan dosen pembimbing yang killer minta ampun, susah ditelepon, jutek, suka sentimen, idealis dan perfeksionis.

Tapi apakah hal itu menjadi kendala atau penghalang kelulusan? masak sih gara-gara dosen pembimbing yang killer, kita jadi lama lulus bahkan hampir didropout?

Seorang mahasiswa pernah berbagi pengalaman yang bisa jadi tips berguna buat kamu untuk menghadapi dosen pembimbing.

Dianjurkan untuk tetap tersenyum dan menerima kritikan dari dosen pembimbing. Akui bahwa kamu adalah mahasiswa yang memang membutuhkan seorang pembimbing dalam menyelesaikan tugas akhir atau skripsi.

Kalo disalahkan, akui jika kamu memang memiliki kesalahan atau terangkan bahwa kamu tidak salah, jika kamu memang merasa tidak salah. Camkan dalam hati dan pikiran, Dosen juga manusia, yang bisa saja sedang stress atau frustrasi karena konflik rumahtangganya, manusia bisa marah, manusia bisa lupa, pokoknya semua tetek bengek yang ada hubungannya dengan manusia.

Pede aja! Ingatkan jika beliau lupa (kan dosen juga manusia…). Jangan coba-coba membantah pendapat atau pernyataan dari dosen pembimbing yang 'killer'. Jangan coba-coba memberi pendapat pribadi tanpa dibubuhi referensi ketika ditanya oleh dosen pembimbing 'killer'. Kalau gak tau ya ngaku aja deh…

Tunjukkan kepada beliau bahwa kamu akan mencari semua pertanyaan dari beliau melalui berbagai sumber dan jangan takut untuk meminta jawaban dari beliau langsung, serta latihlah diri untuk menjadi orang yang rendah hati. Terakhir…, berdo’a. Ya berdo’a… Kan mahasiswa juga manusia.

Tidak ada komentar: