Selasa, 15 Maret 2011

Disaat Hujan Itu Turun

Siang ini dapat ide nulis tentang apa yang terjadi di Jambi hari ini, yups…. Yang di jambi pasti tau apa yang terjadi di Jambi hari ini, huhuhuhu.. sampe jam segini hujan yang tak kunjung reda, tadi pagi seh deras, sekarang tinggal gerimisnya doang. Ya walaupun begitu tetap saja nggak bisa kemana-mana, belum lagi faktor malesnya*)hehehhe. Dan, kerjaanpun yang dijadwalkan selesai hari inipun nampaknya terbengkalai… efek dingin kayaknya, jadi males ngapa2in… *)curcol

Pagi tadi aku dapat pesan dari hujan. Katanya dia datang sebagai rahmat dari Tuhanku. Dia akan menyirami rerumputan, pepohonan, ladang, sawah, dan pekarangan milik kami. Karena akan sangat merepotkan jika kami harus menyirami seisi bumi. Jika hujan tidak datang, bagaimana mungkin tanaman bisa tumbuh, daun-daun bisa silih berganti muncul, biji-bijian bisa terisi, bunga-bunga bisa bermekaran, dan buah bisa ranum menguning.

Dan akhirnya dapat lah ide untuk ngebahas “Hujan”…… apa yang terpikirkan ketika kata itu terlontar??? Hm… kata mas Wikipedia Hujan itu terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan, nah kalo kata sebuah buku Hujan terjadi karena adanya perpindahan massa air basah ketempat yang lebih tinggi…. Ya apapun terjemahannya, yang jelas setiap manusia berpendapat berbeda tentang hujan… ada yang seneng, ada juga yang sedih, dan.. ada juga yang menjadikan hujan sebagai bahan renungan.

Tadi sempat liat di status jejaring sosial (twitter, facebook, etc), ada yang bilang “jiach… kenapa harus hujan???” atau “ asik.. hujan…” atau lagi “hujan???…. So what gitu loh”.. ya, apapun itu semoga hujan kali ini membawa berkah untuk kita semua, dan memberikan manfaat. Amiinnn….. asal jangan kelamaan dan deras ajah hujannya, kasian yang lingkungannya rawan banjir….huhhuhuhu….

Lagi-lagi siang ini, hujan mengirim pesan kepadaku. Dia tak pernah diturunkan untuk menjadi bencana. Dia hanyalah air yang turun dan terus mengalir ke bawah, menjadikan akar pepohonan sebagai pegangan, mencari jalan yang lapang untuk terus mengalir dan mencari muara di ujung perjalanannya. Lalu jika pegangan itu hilang, tumpukan sampah menghalangi jalannya dan muara itu tak ada lagi, bagaimana dia bisa melewatinya? Sedangkan dia hanya air yang terus ingin mengalir. Jika akhirnya dia tak mampu tersimpan dan menumpahkannya di tengah-tengah kami, apakah dia tak lagi menjadi rahmat?

Dan bagiku hujan itu adalah sebuah anugerah yang diberikan Allah yang tak terkira harganya… meski kadang membuatku nyaris tak mampu melakukan apa-apa selama hujan, tapi hujan membuatku sejuk dengan segala kondisi yang aku alami saat ini....*)curcol….. dan menurut kalian?????

”Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkannya-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal”. (QS.Az-Zumar,39:21).

Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.’‘ (An-Nahl, 10-11)

Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)-nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih. Maka, kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan, seperti) gunung-gunung. Maka, ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (Annur ayat 43)

Tidak ada komentar: