Sabtu, 22 November 2008

Diam Tanpa Kata

Pujiku Menjunjung langit

Saat kusadar bahagia

Tlah menyentuh hatiku

Meski Cuma satu titik

Setidaknya aku tak perlu menghasut sedih

untuk menjelmakan tawa

matamu telah menyeka segala laraku

yang menguntit malam gelap

mengukir indahnya

cerita mencintai dan menantimu

sapa yang kurunut pada deretan hari

akhirnya menjemput nyata

pertemuan yang kupilih sebagai pembunuh rindu

bisik lembutmu menghapus sepiku

membelengguku dibatas mimpi yang terindah

berbahagialah semestinya

tak perlu ada luka lagi yang mengukit galau dibalik senja

Tidak ada komentar: